Skip to main content

MAHAMERU 3676 MDPL, TENHO SAUDADES TUAS ( Mahameru 3676 Mdpl, Aku Sangat Rindu )

Mahameru 3676 mdpl Tenho saudades Tuas
By: Irma Febriliani
Ig:  @halloayang_





Beranjak kita berdua dari kota ke kota. Menaiki kereta yang berjalan dengan sangat cepat. Melaju melewati setasiun demi setasiun, lalu berdiri saling berhadapan ketika menaiki kereta komputer line, saling diam namun saling pandang. Hingga akhirnya kita berhenti ditempat yang kita tuju dan mencari tempat singgah.
"Apa tujuanmu?"
Kita hanya dua insan yang ingin melarikan diri dari hiruk pikuk kota dan bisingnya suara kendaraan di jalanan.
"Kamu mau lari ke mana?"
Aku harus lari. Belajar menemukan jati diriku diluar sana yang entah ke mana. Aku ingin membuktikan pada diriku sendiri, bahwa seseorang yang asing dan baru tak semuanya jahat.

***

Siang itu terlihat sangat gelap, bahkan ribuan percikan air pun jatuh dari atas langit sehingga menimbulkan genangan yang lumayan dalam di jalanan.
Kita berdua melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda seharian karna masih ditempat singgah. Tepat pukul 14:35 WIB kami telah sampai disalah satu stasiun di Jakarta. Awan gelap sedikit demi sedikit mulai terkikis ribuan air yang jatuh pun mulai terlihat lebih jarang untuk turun. Itu tandanya hujan deras yang mengguyur kota semakin reda. Terlihat jam distasiun menunjukkan pukul 15:10 tandanya 5 menit lagi kereta yang kami tumpangi siap dijalankan.
Siang itu memang matahari masi terlihat malu untuk menampakan dirinya karna tertutup awan mendung. Siang berganti sore, sore berganti malam. Kita masih berusaha untuk tetap nyaman duduk dikursi kereta bernomor 3D dan 3E. Semuanya terasa sangat menyebalkan bagiku, kursi yang sempit suara deru kereta yang terus meraung-raung ditambah lagi suara tangisan bocah-bocah kecil dikursi sebelah sanah.
Ketika kucoba melihat jam tangan yang melekat di pergelangan tangan kananku, tak sadar ternyata waktu sudah menunjukan pukul 22:30 WIB. "Aaahhh sial, kenapa jam semalam ini mata masi terasa segar dan tidak ada rasa kantuk sedikitpun?" Entahlah rasanya mata ini masi belum bisa diajak untuk beristirahat padahal perjalanan saat itu sekitar 17jam. Bayangkan betapa bosannya kamu duduk didalam gerbong kereta selama 17jam dengan suara deru gerbong yang bisingnya akan berhenti ketika singgah di stasiun untuk menaikan atau menurunkan penumpang lain. 1jam 15 menit berlalu aku coba untuk berusaha memaksakan badan ini untuk merasa nyaman dan memaksakan mata untuk terpejam agar bisa larut untuk tidur.
Ketika 50% badanku sudah benar-benar masuk ke dimensi tidur tak sadar aku merebahkan badanku ke teman seperjalananku. Percayalah dia baik, bagaimana tidak? Buktinya dia yang menajagaku terus menerus ketika diperjalanan. Entahlah semakin lelap kamipun semakin tak sadar kalau tangan kita sudah bergandengan, entah mengapa dan bagaimana awalnya. Tapi aku berusaha tetap merasa nyaman duduk disampingnya, diapun tak lama merebahkan kepalanya dipundaku. Hehehe rasanya seperti sepasang kekasih yang suka naik gunung baru dimabuk cinta. Tapi tenanglah kami tidak melakukan hal apapun kecuali saling merebahkan kepala dan bergandengan tangan.



Kurang lebih 17jam berlalu akhirnya rasa yang dapat membuat sedikit tenang pun datang. "Kenapa?" Iya tepat pukul 07:45 pagi kita sampai di stasiun tujuan kita, setasiun Malang Baru. Dengan rasa tak sabar untuk keluar dari rangkaian gerbong kereta itu pun kami berdua bergegas keluar untuk menemui salah satu rekan pendakian kita ke Semeru nanti. Entah dia siapa aku pun belum tahu dia siapa, katanya sih namanya Beni sahabat karib teman seperjalananku. Ketika kami berdua keluar dari pintu keluar stasiun ternyata di pintu keluar sebelah kanan sudah berdiri bang Beni mengenakan jaket gunung warna biru.
Setelah berbincang sedikit kami pun putuskan untuk berjalan untuk mengelilingi kota malang. Sebenarnya sih cuman buat mengusir rasa suntuk kami bertiga. setelah lama jalan mengelilingi kota malang, kami putuskan untuk mencari makan siang dan setelah makan siang kami pun bergegas mencari penginapan untuk istirahat malam ini.


***


 Paginya kami pun bergegas untuk pergi ke stasiun Malang untuk bertemu tiga teman dari Bandung. Setelah bertemu dengan Diki, Fawaz dan Yahya kami pun bergegas menuju Tumpang, Basecamp pendaftaran untuk menginap sembari menunggu teman yang masih dalam perjalanan. Malamnya sekitar pukul 08:00 malam empat teman dari Tangerang pun datang. Bang Dewa, Aziz, Angga dan Fanny. Setelah beberapa jam kami pun beristirahat sembari meneguk kopi hangat dan bersua bersama pendaki lain yang berada di Basecamp. Saat itu kami memang singgah di Basecamp mas Ino. Ketika jarum jam menunjukkan pukul 01:15 dini hari kami pun bersiap untuk menuju gunung Bromo, yang memang tujuan kami untuk pertama. Ketika di perjalanan rasa kantuk pun datang dengan diiringi suara ban mobil jeep yang meraung-raung bergesekan dengan aspal jalanan, badan bergoyang dan rambut pun ikut terbelai angin malam yang memang sangat terasa dingin malam itu. Sekitar tiga jam berlalu kami pun sampai di gunung Bromo. Waaah sungguh indah sunrise Bromo, Tuhan memang hebat selalu menciptakan hal yang indah untuk dinikmati. Kami pun menikmati keindahan gunung Bromo dan tak lupa kami abadikan ditelepon genggam dan kamera yang menggantung di leher saat itu. Setelah puas menikmati keindahan gunung-gunung yang menjulang kami pun bergegas melanjutkan perjalanan untuk menuju Ranupani untuk melakukan pendaftaran pendakian Gunung Semeru.

Setelah registrasi pendaftaran dan brefeeng selesai, sekitar jam 15:00 kami pun langsung untuk melakukan track untuk mendaki gunung Semeru. Pos satu, pos dua pun telah kami lewati. Dan tak terasa awan mulai gelap karna memang mendung dan hari pun sudah menjelang malam, ketika sampai di pos tiga kami pun memutuskan untuk beristirahat dipos tiga. Ternyata badan memang sudah tidak bisa kami paksakan untuk terus melanjutkan perjalanan, akhirnya kami putuskan untuk bermalam tanpa tenda dipos tiga. Dingin mulai menusuk pori-pori kulit rasanya membuat tulang beku, kami pun putuskan untuk tidur dengan saling menghangatkan satu sama lain. Lalu paginya kami lanjutkan untuk menuju tempat yang memang surga dari gunung Semeru. Yaa, Ranukumbolo danau cantik yang disucikan masyarakat Ranupani dan orang-orang setempat. Kami pun berjalan melewati lembah, jurang dan track tanah, batuan bahkan jembatan kecil yang memang sudah lama ada disitu. Setelah beberapa jam kami menelusuri hutan kami pun sampai di lembah Ranukumbolo, sungguh sangat indah sabana yang membentang dan Danau Ranukumbolo pun memang sudah terlihat jelas didepan mata. Aaahh.. rasanya tak sabar untuk cepat berlari ke bibir danau itu untuk duduk dan menikmati keindahannya. Kami pun berjalan beriringan menuju danau itu. Ketika sampai kami pun bergegas untuk mengambil persediaan air untuk minum dan masak yang memang sudah habis. Kami pun mandi bersantai dan beristirahat di pinggiran danau itu. Aaah ternyata di seberang sana sudah menunggu tanjakan yang memang terkenal di kalangan pendaki jika berkunjung ke gunung Semeru. Tanjakan itu bernama Tanjakan Cinta yang memang banyak menyimpan banyak mitos. Katanya sih siapa yang menaiki Tanjakan Cinta tersebut bersama pasangannya akan langgeng dan kisah cintanya berujung manis, dan ketika menaiki tanjakan itu kita tidak boleh melihat ke belakang. Aahh itu memang hanya mitos bagi kalian ingin percaya atau tidak silakan.

Setelah kami selesai menaiki Tanjakan Cinta, ternyata dibalik bukit Tanjakan Cinta itu ada satu tempat yang memang tak kalah terkenal juga, yaitu Oro oro ombo tempat ribuan bunga Verbena Brasiliensis tumbuh, sayangnya ketika kami sampai Oro Oro Ombo ternyata kami tidak mendapatkan keindahan bunga tersebut karena sabana Oro Oro Ombo kering dan Verbena pun mati akibat erupsi Semeru bulan lalu. Kami pun melanjutkan perjalanan dan tak terasa waktu menunjukkan pukul 18:00 kami sampai di pos Kalimati tempat terakhir untuk mendirikan tenda untuk istirahat para pendaki. Setelah tenda terpasang dan semua selesai beres-beres kami pun bersiap untuk memasak dan dilanjutkan makan lalu tidur untuk istirahat untuk melanjutkan summit malam nanti.

***

Jam 21:00 kami pun bangun bersiap untuk melakukan pendakian ke Summit Mahameru. Sebelum berangkat kami diwajibkan untuk berdoa bersama agar selalu diberikan keselamatan oleh Tuhan yang maha Esa. Dan kamipun siap untuk melakukan summit atack Mahameru. Track tanah kami lewati sampai berganti track bebatuan kecil hingga berganti dengan track pasir ketika memasuki batas vegetasi. Waktu sudah menunjukkan pukul 02:00 dini hari, aaah rasanya benar-benar berat untuk berjalan ditrack berpasir benar-benar membutuhkan
kesabaran dan menguras tenaga yang luar biasa. Tapi kami pun tetap bersemangat karna masi bisa disajikan keindahan lampu kota yang sangat indah dilihat dari jantung Mahameru.


***

7 jam berlalu dengan perjuangan yang sangat luar biasa bahkan aku sendiri memang sudah terkena Hipoksia akhirnya sampailah kami ke puncak Mahameru, puncak abadi para Dewa. Sungguh rasanya aku ingin menangis karna bahagia dan tak percaya bahwa aku pernah menginjakkan kaki disini. Bisa bayangkan seandainya bang Oja tidak mengajaku untuk mendaki Mahameru entah kapan aku bisa datang kesini dan menikmati keindahan dan kegagahan Mahameru seperti saat ini, kepulan asap yang sangat indah ketika meletup dan menjuntai tinggi keatas langit. Rasanya aku sangat malas untuk beranjak pergi dari tempat itu rasanya sangat istimewa pada hari itu. Bayangkan jika kamu berhasil berdiri dipuncak gunung paling tinggi Jawa dengan ketinggian 3676 Meter diatas permukaan laut. Tapi mau bagaimanapun kami harus bergegas turun sebelum jam sepuluh pagi karna jika diatas jam sepuluh pagi kami belum bergegas turun itu akan membahayakan diri kami sendiri. Karen ketika diatas jam sepuluh pagi angin akan berubah menuju kearah para pendaki dan akan membawa gas beracun sehingga dapat membahayakan nyawa para pendaki bahkan Soe Hok Gie pun meninggal dunia karna tak sengaja menghirup gas beracun yang keluar dari tubuh Mahameru ketika dia sedang mengeluarkan letupan asap yang mengepul. Kami pun turun dari puncak Mahameru, ketika turun dari puncak Mahameru yang bertack pasir rasanya sangat menyenangkan karena seperti bermain prosotan. Tapi ingat jika turun dari track Mahameru memang harus menjaga konsentrasi karna jika lengah sedikit saja kamu bisa terjatuh bahkan tersesat menuju Blank 75. Blank 75 adalah tempat yang mematikan bagi para pendaki Mahameru, karna tak jarang tempat tersebut memakan korban dan tak bisa ditemukan karena jasadnya yang tergelincir ke dalam jurang sedalam 75 meter bahkan ratusan meter. Itulah mengapa tempat itu disebut Blank 75.
Ketika kami selesai melewati track berpasir akhirnya kami bertemu kembali dengan track tanah yang memang masih sedikit berpasir. Kedelapan temanku sudah berada didepan terlebih dahulu. Tersisa aku dan Bang Oja di belakang berjalan beriringan berdua menelusuri hutan dengan track tanah sedikit berpasir. Tak jarang juga kami berpapasan dengan pendaki lain yang memang sama-sama baru turun dari atas puncak Mahameru.
Tak ada yang aneh dari kami berdua semuanya terlihat biasa saja, berbincang seadanya topik pembahasan kami pun tak jauh-jauh dari makanan yang memang sangat sedap untuk dibahas. Mie ayam, Bakso, Es teh manis, Es Kelapa muda, dan Es Cendol dan satu lagi Empal Gentong Hj. Apud, hahaha Aku juga tidak tau sebenarnya siapa Hj. Apud itu tapi kata Bang Oja sih itu pemilik Rumah Makan Empal Gentong yang memang sangat terkenal di Cirebon, sebenarnya semenjak membahas Empal Gentong Hj. Apud aku sendiri penasaran dan ingin mencoba seberapa enaknya Empal Gentong Hj.Apud sampai-sampai menjadi topik pembahasan kita didalam hutan dan diatas puncak gunung.


***

Kaki yang memang sudah merasa sangat lelah membuat aku tak jarang tersandung lalu terjatuh. "Sini aku gendong ajah" bang Oja pun memberikan tawaran untuk menggendong aku, "aah gamau ah nanti malah nyusruk bareng lagi" Akupun dengan berat hati menolak tawarannya. Sebenarnya sih ingin rasanya digendong karna kaki yang sudah tidak bisa diajak kompromi lagi untuk berjalan dengan ritme sedikit cepat. Tapi bisa bayangkan bukan jika Bang Oja benar menggendong aku bagaimana dengan rasa lelah yang akan dia rasakan? Ah pasti berlipat ganda lelahnya. Dia sendiri saja sudah pasti lelah apalagi jika benar-benar menggendong ku? Hahaha bisa bayangkan bagaimana kan. Menurutku dia itu baik karna dia mau aku repotkan untuk sekedar mengantarkan aku buang air kecil, hahaha entah kenapa aku juga merasa sangat aman dan nyaman dekat dia, mungkin karna aku sendiri merasa benar-benar dijaga dengan dia. Dan ketika kita berdua berjalan dan sampai ke tempat dimanah tenda kita berdiri kita bersiap untuk makan lalu beristirahat untuk melanjutkan perjalanan ke Ranukumbolo sore hari nanti.
Kami semua pun tidur termasuk aku dan Bang Oja pastinya. Dan tak sadar kami bangun pukul 15:30 kami pun bergegas untuk packing dan membereskan tenda untuk melanjutkan turun ke Ranukumbolo kembali.

Kalimati, jambangan, cemoro kandang dan Oro oro ombo pun telah kami lewati berjam-jam rasanya sangat melelahkan dan angin malam yang memang sangat terasa dingin membuat tulang seolah-olah menjadi beku. Ketika kami berada di ladang bunga verbena yaitu Oro oro ombo kami putuskan untuk istirahat sejenak untuk memulihkan tenaga sembari berbincang dengan teman yang lain. Kurang lebih lima belas menit kami beristirahat dan udara dingin pun semakin menjadi-jadi menusuk pori-pori kulit yang berhasil melewati lubang dan celah kain baju yang kami kenakan. Kami pun bergegas melanjutkan perjalanan karna memang sedikit lagi kami pun sampai di Ranukumbolo setelah menuruni tanjakan cinta. Setelah kami sampai di danau Ranukumbolo kami langsung bersiap untuk mendirikan tenda untuk bermalam terakhir di Semeru karena besok pagi kami memang harus turun untuk kembali pulang. Setelah tenda berdiri kami lanjutkan dengan memasak lalu makan bersama dan setelah makan bersama kami masih menyempatkan untuk bersua dan bercerita ditemani kopi hangat dan rokok ditangan mereka masing-masing. Udara malam itu memang sangat dingin menusuk tubuh tapi semuanya berubah menjadi lebih hangat ketika guyon dan lawakan yang membuat kami sendiri tertawa dengan guyonan yang saling di lontarkan. Tak terasa malam semakin larut bulan pun semakin cerah menunjukkan sinarnya jam di pergelangan tangan kananku pun menunjukkan pukul 22:30, kami pun bersiap untuk tidur dan mengistirahatkan badan yang memang sudah terasa sakit.

Pagi itu di Danau Ranukumbolo tempat yang istimewa yang menurutku tempat yang sangat sangat istimewa dan romantis bagiku, dengan udara yang sejuk langit yang cerah serta suara bising pendaki lain yang memang tidak terlalu mengganggu tidur kami. Rasanya enggan untuk keluar dari tenda dan melepaskan sleeping bag yang aku kenakan karna udara dingin rasanya nyaman sekali berada didalam tenda dan terbalut sleeping bag yang hangat dan pelukan yang tak kalah hangatnya. Tapi jika terus seperti itu bermalas-malasan dalam tenda kami tidak akan bisa menikmati pagi yang indah. Aku pun memutuskan untuk keluar terlebih dahulu dari tenda, aku biarkan Bang Oja, Teh Fany dan Bang Dewa di dalam yang memang kebetulan kami satu tenda saat itu. Eiittss tenang kami hanya 1 tenda bukan berati kami macam-macam ya. Setelah aku keluar ternyata diluar tenda sudah ada Bang Ajis yang menyiapkan susu jahe untukku. Nikmat sekali rasanya pagi hari yang cerah di Ranukumbolo dengan meneguk sedikit demi sedikit susu jahe hangat buatan bang Ajis. Lepas dari itu kami pun berjalan-jalan kecil untuk sekedar menikmati danau Ranukumbolo dari dekat. Saat itu juga aku diberikan hal baru oleh Diki teman pendakianku yang berasal dari Bandung. Dia mengajariku untuk memanggil ikan di danau Ranukumbolo dengan cara menjentikkan tangannya ke dalam air. Hahah terlihat konyol bukan tapi tak lama kemudian memang benar ikan kecil pun berdatangan kearah tangan Diki yang menjentikkan tangannya ke air. Ah aku penasaran akhirnya aku mencoba dan itu berhasil. "Dik, ko bisa sih ikannya pada datang gitu? Hahaha kamu diajarin siapa? Jangan-jangan kamu dewa ikan lagi" akupun bertanya sembari sedikit menggoda Diki. "Ih ini teh diajarkeun sama kakek, ih irma resep nya manggil ikan" dia menjawab pertanyaanku dengan nada sedikit halus karna memang dia orang Sunda yang memiliki nada dan logat yang halus.
Setelah berjalan-jalan kami pun bergegas kembali ke tempat dimana tenda kita berdiri untuk melanjutkan kegiatan lain seperti makan dan beres-beres tenda untuk melanjutkan perjalanan turun untuk pulang.

Kami pun berjalan menelusuri hutan dan lebat belantara pepohonan. Satu persatu pos kami lewati berpapasan dengan puluhan bahkan mungkin ratusan pendaki lain secara bergantian yang memang ingin mendaki gunung Semeru. Tak lama untuk turun kurang lebih tiga atau empat jam kami sudah sampai di Basecamp Ranupani tempat registrasi pendaftaran pendakian gunung Semeru. Setelah semua teman kami turun dan berkumpul kami pun menunggu jemputan mobil jeep mas Ino, lima belas menit kami menunggu akhirnya mas Ino pun datang dengan memakai mobil jeep warna hijau untuk kami tumpangi menuju Tumpang Basecamp mas Ino sendiri. Setelah kurang lebih tiga jam ban mobil jeep mas Ino bergesekan dengan aspal jalanan yang memang tidak begitu mulus serta jalan yang berkelok-kelok tak jarang juga suara mesin mobil jeep yang kami tumpangi meraung sangat kencang namun gagah ketika berusaha menaiki tanjakan yang sedikit curam. Setelah tiga jam kami menempuh perjalanan kami sampai di Basecamp mas Ino. Aku kira Basecamp nya akan sangat ramai ternyata tidak, aku cuman menjumpai tiga pemuda yang sedang beristirahat untuk melakukan pendakian esok hari. Saat itu kami tidak langsung pulang ke rumah, kamipun memutuskan besoknya untuk pulang kerumah karna semua tiket kereta dan bus ludes terbeli karna memang sekarang ini musim libur panjang, jadi tak aneh jika semua tiket transportasi umun ludes terjual. Untungnya kami masih bisa mendapatkan tiket untuk besok sore kami pulang. Dan kami memutuskan untuk bermalam dibasecamp mas Ino.


***


Jumat tanggal 20 Desember pukul 16:00 aku dan Bang Oja mulai beranjak dari basecamp mas Ino untuk pergi ke termina Arjosari yang berada di Malang untuk menaiki bus pulang menuju Cirebon. Saat itu aku ikut pergi ke Cirebon bersama Bang Oja, kerna mamang tidak ada bus yang langsung menuju Indramayu. Bus pun bergerak dari Malang menuju Cirebon pukul 19:00, aku duduk tepat disebelah Bang Oja. Aah gila sekali rasanya kurang lebih 20 jam kami duduk didalam bus yang terkadang mengguncang badan kami berdua. Rasanya seperti diguncang dan dipentalkan ke angkasa. Sampai aku sendiripun tak sadar terus memegang tangan Bang Oja bahkan sesekali aku memegang tangan dia sangat erat karna aku sendiri ketakutan. Entahla saat itu juga aku merasa benar-benar aman didekatnya karena aku sendiri benar-benar takut menaiki bus itu, untung disebelahku ada bang Oja dia juga yang memegangi erat tanganku disepanjang jalannya bus dari Malang menuju Cirebon.

Setelah lama sekali kami duduk dikursi dalam Bus akhirnya kami sampai di Terminal Harjamukti Cirebon, tujuan akhir kami dari terminal Arjosari Malang. Setelah turun dari Bus kami berduapun melanjutlan perjalanan untuk menuju rumah Bang Oja. Rumahnya tak begitu jauh sekitar lima belas menit dari terminal tempat kita turun dari bus. Setelah sampai didepan rumah berpagar yang memang terlihat sederhana tetapi masih memiliki daya pikat yang kuat karena masih terasa seperti rumah yang memang nyaman untuk ditempati walaupun tak semegah rumah gedongan di Jakarta. Aku pun lekas masuk dan langsung disambut perempuan tua berambut putih namun masih terlihat cantik dan aku pun bergegas mencium tangan perempuan itu setelah Bang Oja mencium tangannya juga. "Bang itu siapa" aku pun bertanya pada Bang Oja. "Itu nenek aku" dia menjawab pertanyaanku.
Aku, Nenek dan Bang Oja pun duduk bersama diruang tamu. "Neng dari mana?" Tanya nenek. "Dari Indramayu nek, heheh" Jawabku "Oh dari semeru juga apa dari semeru terus kerumah dan kesini?". "Engga Nek aku dari semeru langsung ke sini, hehe". "Oh gitu.. Nenek lagi nunggu Nasi Jamblang nih". Oiya nasi Jamblang adalah nasi yang memang terkenal di Cirebon nasi yang dibungkus daun Jamblang yang nikmat dengan lauk yang terpisah. "Jamblaaaang... Jamblaaaaang.." dan akhirnya penjual nasi jamblang pun datang ke rumah Nenek, dan nenek membeli nasi jamblang itu empat bungkus sekaligus. Untuk Aku, Bang Oja dan Deden adik Bang Oja yang masih berada diluar. Sunggu baik sekali Nenek Bang Oja, bagaimana tidak aku baru datang saja sudah disuguhi makan nasi Jamblang. Setelah makan aku pun pergi pamit pada Nenek Bang Oja untuk pulang, sayang sekali saat itu aku tidak bertemu dengan Mamah Bang Oja karna beliau sedang bekerja, tak apalah yang penting aku sudah bertemu dengan Nenek yang baik karna sudah mau menyambutku dan memberiku makan nasi jamblang yang nikmat. Dan aku pun beranjak dari rumah Nenek untuk pergi ke mengejar mobil elp untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Indramayu. Di perjalanan kami pun berbincang sedikit Bang Oja pun bercerita sedikit tentang keluarganya padaku. Aku pikir dia itu sedikit manis jika berada dekat dengan keluarganya, buktinya ketika dia datang ke rumah dia langsung mencium tangan Neneknya yang biasa dia panggil Ibu. Akhirnya kami pun sampai didepan gedung negara untuk menunggu mobil elp, ternyata mobil elp pun sudah bersiap untuk berangkat. Akupun berpamitan mencium tangan dia dan berpesan pada Bang Oja. "Awas jangan lupa ya Kukunya di guntingi, terus hati-hati nanti malam keciremainya. Jangan kecapean".

Dan aku pun mulai menaiki Mobil Elp yang akan mengantarkan aku pulang ke Indramayu, aku juga melihat dia yang mulai berjalan meninggalkan tempat itu untuk bergegas pulang. Entahlah kapan lagi kita akan bertemu dan bermain bersama. Semoga kalian semua yang berada di dalam cerita ini selalu diberikan kesehatan dan bisa diberikan kesempatan untuk bertemu dan berpetualang bersama lagi..




Comments

Popular posts from this blog

TONGGERET !! SERANGGA BERNYANYI.

Tonggeret atau biasa disebut vampir bernyanyi ini termasuk jenis serangga yang hidup di hutan atau tempat yang memiliki banyak pohon dan berudara sejuk. Serangga ini termasuk dalam kemuarga Cicadae, serangga satu ini disebut juga sebagai Garengpung dalam bahasa Jawa. Bahkan selain Tonggeret dan Garengpung serangga satu ini disebut juga dengan Vampir bernyanyi. Karna dibagian mulutnya terdapat seperti jarum untuk menghisap sari untuk menjadi makanannya, sama seperti nyamuk. Tonggeret juga Biasanya  bernyanyi di pagi menjelang siang. Sambil hinggap di batang pohon yang besar, ia bersuara keras dengan menggesekkan kedua sayapnya.  Serangga ini memiliki bentuk tubuh seperti lalat raksasa namun dia memiliki sayap yang panjang ukuran tubuhnya pun bisa memiliki besar seperti jempol orang dewasa. Tonggeret merupakan serangga yang siklus hidupnya dianggap tidak sempurna. Terdapat empat fase metamorfosis tonggeret, yaitu fase larva atau telur, nimfa, muda dan tonggeret dewasa. M

DAUN GATAL : Si Hijau dengan berjuta manfaat

Bagi kalian yang gemar berkegiatan dialam bebas atau hutan, pasti tidak asing dengan daun yang satu ini. Daun gatal ini berasal dati timur Indonesia, tepatnya Papua dan Maluku. Daun yang bernama latin Laportea Decumana ini termasuk kedalam keluarga tanaman perdu (Urticaceaey). Tanaman ini hidup didaerah hutan basah dan tempat lainnya. Ciri-ciri dau gatal ini terdapat bulu-bulu halus dipermukaan daunnya. Mmanfaat dari daun gatal tersebut adalah dapat menyembuhkan pegal-pegal, namun selain dapat menyembuhkan pegal-pegal daun ini juga menyimoan manfaat lain untuk berbagai macam penyakit.  Nama lain dari daun gatal: Daun gatal, jelatong, salat, gofe, nik, nonde, nunt, nakau, dll. Daun gatal ini mengandung onoridin, flavonid, histidine, alkaloid, asam formiat, tryptoohan dan authraguinones. Daun gatal ini mempunyai banyak manfaat contohnya untuk mengobati; - Daun muda yang terdap pada tanaman daun gatal yang segar dapat dimakan dengan ubi jalar atau talas untuk mengobati sak

3 PENYAKIT YANG HARUS DIWASPADAI KETIKA MENDAKI !!!

Ketika kita melakukan kegiatan pendakian, kita diwajibkan untuk siap secara mental dan fisik. Karena jika kita tidak siap secara fisik dan mental akan lebih mudah terserang 3 penyakit ini saat melakukan pendakian. Berikut 3 tahapan dan cara penanggulangan 3 penyakit yang sering menyerang pendaki gunung. 1. HIPOTERMIA HIPOTERMIA adalah penurunan suhu tubuh dibawah normal. Penyebab HIPOTERMIA diatas gunung antara lain. • Pakaian basah • Luka yang terbuka lebar dan terpapar suhu dingin • Hipotermia akaan terjadi bila kita beeada didaerah yang bersuhu dingin. • Hipotermia sangat mudah terjadi jika seseorangterkena angin dingin, kelelahan, tubuh basah, kelaparan dan kekurangan oksigen diatas gunung. Gejala HIPOTERMIA biasanya seperi berikut • Suhu tubuh menurun drastis, bila diraba seluruh tubuh korban terasa dingin. • Frekuensi nadi, kuat atau melemah. Denyut nadi dan pernapasan tidak normal. • Penurunan kesadaran terhadap korban. Mengantuk, linglung dan mengigau.